Selasa, 15 Desember 2009

Peranan Kromium Dalam Mengobati Penyakit Diabetes

Peranan Kromium dalam Mengobati Penyakit Diabetes

Pencernaan, penyerapan dan metabolisme


Kromium termasuk logam mineral yang jumlahnya sedikit, baik dalam makanan maupun pada tubuh manusia, tetapi sangat penting bagi kesehatan. Nutrien ini tergolong essential trace mineral (mineral penting yang dibutuhkan dalam jumlah kecil) karena tidak dapat diproduksi oleh tubuh sehingga harus dipasok dari makanan sehari-hari.

Karena sedikitnya kebutuhan kromium ini hingga sering tak diperhitungkan padahal zat ini sangat diperlukan bagi hampir semua jaringan tubuh manusia, termasuk kulit, otak, otot, limpa, ginjal dan testis. Kromium berasal dari bebatuan dalam perut bumi dan hanya tumbuh-tumbuhan yang bisa langsung menyerap mineral dari tanah.


Kandungan kromimum dalam tanaman bergantung pada jenis tanaman, kandungan kromium tanah dan musim. Sayuran mengandung 30 hingga 50 ppm, biji-bijian dan serealia utuh 30 hingga 70 ppm dan buah 20 ppm. Cukup konsumsi “makanan hidup” seperti buah-buahan segar dan sayuran dan makanan alami lainnya setiap hari dapat menghindari resiko kekurangan kromium.


Tetapi karena banyaknya penggunaan zat-zat kimia dan pengoalahan yang berlebihan menyebabkan jumlah kromium berkurang. Kekurangan kromium dapat menyebabkan kelelahan, kegelisahan, diabetes, gangguan metabolisme asam amino dan meningkatkan resiko aterosklerosis.


Sumber kromimum terbaik adalah makanan nabati, yaitu dari wholegrains (beras merah, raw oats, kedelai,dsb), jamur reishishiitake, kentang, wortel, buah (jeruk, apel, pisang) dan sayuran segar (bayam, pare, Brussels spourts, kacang panjang). Selain itu juga dapat diperoleh dari ikan laut, daging, dan kuning telur.

Menurut penelitian, kromium dibutuhkan untuk pengobatan penderita diabetes. Sebab:


· Kadar kromium menjadi faktor penentu utama dalam sensitivitas insulin, sebagai pengatur transportasi gula di dalam tubuh. Kromium berperan untuk mengendalikan metabolisme insulin dalam tubuh, sehingga disebut faktor pengendali kadar gula darah (glucose tolerance factor / GTF).


· Kromium terlibat dalam pengaturan gula darah, baik ketika kekurangan maupun kelebihan gula di dalam tubuh. Percobaan pada hewan menunjukan bahwa kekurangan krom dapat menyebabkan gangguan toleransi terhadap glukosa, walaupun konsentrasi insulin normal. Dalam keadaan berat defisiensi krom dapat menunjukkan sindroma mirip diabetes.


Insulin bertindak seperti usher, berfungsi membuka pintu agar glukosa dapat masuk ke dalam sel. Dan sel membutuhkan glukosa untuk memproduksi energi. Namun, pada penderita diabetes proses metabolismenya kolaps, gula darah banyak terdapat di dalam darah.


Karena terlalu tingginya sehingga glukosa berlebihan dan dilepaskan melalui urine. Gula yang banyak terdapat di dalam darah tidak dapat masuk ke dalam sel sehingga sel meminta gula. Hormon insulin yang bisa membukakan pintu agar gula dapat masuk tidak bekerja sebagaimana seharusnya.


Krom bekerja sama dengan pelepasan dalam memudahkan masuknya glukosa ke dalam sel-sel, dengan demikian dalam pelepasan energi. Krom diduga merupakan bagian dari ikatan organik faktor toleransi terhadap glukosa (glucose tolerance factor) bersama asam nikotinat dan glutation.

Konsentrasi krom di dalam jaringan tubuh menurun dengan umur, kecuali pada jaringan paru-paru yang justru meningkat.


Dengan adanya kromium ini pemanfaatan insulin tubuh lebih efisien dan keseimbangan kadar gula darah terjaga. Kromium juga membantu proses pencernaan protein dan lemak.

Penelitian membuktikan bahwa kromium dapat menurunkan kadar trigliserid dan kelebihan total kolesterol darah, sekaligus memperbaiki rasio LDL (kolesterol ‘jahat’) dan HDL (kolesterol ‘baik’).


Penyerapan kromium oleh tubuh cenderung lamban, tetapi keluarnya dari tubuh malah sebaliknya, sangat mudah. Karena itu resiko kelebihan atau keracunan jarang terjadi.walaupun belum ada angka resmi kecukupan kromium, tetapi kemampuan tubuh menyerap kromium hanya 2 % sehingga sedikitnya diperlukan 100-200 mcg kromium per hari dari makanan.


Pencernaan dan Penyerapan:

Krom dalam bentuk Cr+++ diabsorbsi sebanyak 10% hingga 25%. Bentuk lain krom hanya diabsorbsi sebanyak 1%. Mekanisme absorbsi belum diketahui dengan pasti. Absorbsi dibantu oleh asam-asam amino yang mencegah krom mengendap dalam media alkali usus halus.

Jumlah yang diabsorbsi tetap hingga konsumsi sebanyak 49 ug, setelah itu ekskresi melalui urin meningkat. Ekskresi melalui urin meningkat akibat oleh konsumsi gula sederhana yang tinggi, aktivitas fisik berat atau trauma fisik


Metabolisme:

Seperti halnya besi, krom diangkut oleh transferin. Bila tingkat kejenuhan transferin tinggi, krom dapat diangkut oleh albumin.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar